Nama : Rully Febriansyah
NPM : 16116706
Kelas : 1 KA 27
Universitas : Universitas Gunadarma
Nama Dosen : Ahmad Nasher
NPM : 16116706
Kelas : 1 KA 27
Universitas : Universitas Gunadarma
Nama Dosen : Ahmad Nasher
FUNGSI KELUARGA

Pengertian Keluarga
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan
manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil
dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya,
tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan
makan dalam satu periuk.
Terdapat beberapa definisi keluarga dari beberapa sumber, yaitu:
Terdapat beberapa definisi keluarga dari beberapa sumber, yaitu:
1. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986).
2. Keluarga adalah dua atau lebih individu
yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan
Maglaya,1978 ).
3. Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).
Suatu keluarga setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Terdiri dari orang-orang yang memiliki
ikatan darah atau adopsi.
2. Anggota suatu keluarga biasanya hidup
bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk satu rumah tangga.
3. Memiliki satu kesatuan orang-orang
yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami
dan istri, bapak dan ibu, anak dan saudara.
4. Mempertahankan suatu kebudayaan bersama
yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
Fungsi Keluarga
Terdapat 5 fungsi keluarga dalam tatanan masyarakat,
yaitu :
Fungsi Biologis
·
Untuk meneruskan keturunan
·
Memelihara dan membesarkan anak
·
Memberikan makanan bagi keluarga dan
memenuhi kebutuhan gizi
·
Merawat dan melindungi kesehatan para
anggotanya
·
Memberi kesempatan untuk berekreasi
Fungsi Psikologis
·
Identitas keluarga serta rasa aman dan
kasih sayang
·
Pendewasaan kepribadian bagi para
anggotanya
·
Perlindungan secara psikologis
·
Mengadakan hubungan keluarga dengan
keluarga lain atau masyarakat
Fungsi Sosial Budaya atau Sosiologi
·
Meneruskan nilai-nilai budaya
·
Sosialisasi
Fungsi Sosial
·
Mencari sumber-sumber untuk memenuhi
fungsi lainnya
·
Pembagian sumber-sumber tersebut untuk
pengeluaran atau tabungan
·
Pengaturan ekonomi atau keuangan
·
Pembentukan noema-norma, tingkah laku
pada tiap tahap perkembangan anak serta kehidupan keluarga
Fungsi Pendidikan
·
Penanaman keterampilan, tingkah laku dan
pengetahuan dalam hubungan dengan fungsi-fungsi lain.
·
Persiapan untuk kehidupan dewasa.
·
Memenuhi peranan sehingga anggota
keluarga yang dewasa
KESIMPULAN :
Keluarga adalah dimana tempat kita pulang untuk bersandar dengan tenang dan damai, tempat dimana kita bisa mengadu, dan dimana kita bisa mempercayakan mereka
Keluarga memiliki banyak fungsi contohnya pembentukan norma-norma, tingkah laku pada tiap perkembangan anak serta kehidupan keluarga, maka sayangilah keluarga kita seperti kita menyayangi diri sendiri dan jagalah keluarga kita karena keluarga adalah harta karun kita yang berharga
REFERENSI :
- http://www.kajianpustaka.com/2012/11/definisi-fungsi-dan-bentuk-keluarga.html
PERAN PEMUDA
( DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL )
.jpg)
Pemuda merupakan penerus perjuangan
generasi terdahulu untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Pemuda menjadi harapan
dalam setiap kemajuan di dalam suatu bangsa, Pemuda lah yang dapat merubah
pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi
terdahulu untuk mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan
yang berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma
yang berlaku di dalam masyarakat.
Pemuda-pemuda generasi
sekarang sangat berbeda dengan generasi terdahulu dari segi pergaulan atau
sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda zaman
dahulu lebih berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti, mereka tidak
asal dalam berpikir maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya secara matang
dan mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampak yang akan muncul dari
berbagai aspek. Pemuda zaman dahulu juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial.
Contohnya saja, sejarah telah mencatat kiprah-kiprah pemuda Indonesia dalam
memerdekakan Negara ini. Bung Tomo, Bung Hatta, Ir. Soekarno, Sutan Syahrir,
dan lain-lain rela mengorbankan harta, bahkan mempertaruhkan nyawa mereka untuk
kepentingan bersama, yaitu kemerdekaan Indonesia.
Sedangkan pemuda zaman
sekarang, masih terkesan acuh terhadap masalah-masalah sosial di lingkungannya.
Pemuda-pemuda saat ini telah terpengaruh dalam hal pergaulan bebas,
penyalahgunaan narkotika, kenakalan remaja, bahkan kemajuan teknologi pun yang
seharusnya membuat mereka lebih terfasilitasi untuk menambah wawasan ataupun
bertukar informasi justru malah disalahgunakan. Tidak jarang kaum-kaum muda
saat ini yang menggunakan internet untuk hal-hal yang tidak sepatutnya
dilakukan seorang pemuda, seperti membuka situs-situs porno dan sebagainya.
Peranan pemuda saat ini dalam
sosialisasi bermasyarakat menurun drastis. Mereka lebih mengutamakan kesenangan
untuk dirinya sendiri dan lebih sering bermain-main dengan kelompoknya.
Padahal, dulu biasanya pemuda lah yang berperan aktif dalam menyukseskan
kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara keagamaan, peringatan Hari
Kemerdekaan, kerja bakti dan lain-lain. Seandainya saja pemuda-pemuda zaman
dahulu seperti Ir. Soekarno, Bung Hatta, Bung Tomo dan lain-lain masih hidup
pasti mereka sedih melihat pemuda-pemuda sekarang ini yang lebih mementingkan
kesenangan pribadi. Generasi yang menjadi harapan mereka melanjutkan perjuangan
mereka, tidak punya lagi semangat nasionalisme.
Masa depan bangsa ada di
tangan pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat konstruktif bagi pembangunan dan
perubahan. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi
daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah
tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.
Perkembangan pemikiran pemuda
Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan berlangsung hingga
sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai dari periode
Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, Aksi Tritura
1966, periode 1967-1998 (Orde Baru).
Periode awal yaitu
Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya Budi Utomo yang
merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode ini, pemuda
Indonesia mulai mengadopsi pemikiran-pemikiran Barat yang sedang booming pada
saat itu. Pemikiran-pemikiran tersebut antara lain adalah Sosialisme, Marxisme,
Liberalisme, dan lain-lain. Pengaruh pemikiran ini terhadap pemikiran pemuda
saat itu tergambar jelas pada ideologi dari sebagian besar organisasi
pergerakan yang mengadopsi pemikiran Barat serta model gerakan yang mereka
pakai. Dari beberapa gerakan yang terekam dalam sejarah Indonesia, salah satu
yang paling diminati adalah model gerakan radikal. Salah satu gerakan radikal
yang merupakan percobaan revolusi pertama di Hindia antara 1925-1926. Selain
mengadopsi pemikiran Barat, para pemuda di masa itu juga menerapkan esensi dari
kebudayaan Jawa, Islam, dan konsep kedaerahan lainnya sebagai pegangan (ideologi).
Periode berikutnya, Sumpah
Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda pada bulan Oktober 1928. Peristiwa
ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal yaitu, satu tanah air; Indonesia,
satu bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia. Dari peristiwa ini dapat
kita gambarkan bahwa pemikiran pemuda Indonesia pada masa ini mencerminkan
keyakinan di dalam diri mereka bahwa mereka adalah orang Indonesia dan semangat
perjuangan mereka dilandasi oleh semangat persatuan. Dengan melihat
perkembangan pemikiran pemuda dari tahun 1908-1998, kita dapat merefleksi
sekaligus bercermin dari semangat perubahan yang mereka lakukan. Semangat
pembaruan yang lahir dari pemikiran mereka merupakan buah dari kerja keras dan
disiplin. Sebagai penerus tongkat estafet perjuangan yang menjadi simbol
kemajuan suatu bangsa, kita wajib meneladani semangat dan idealisme mereka agar
kelak lahir Soekarno-Soekarno baru, Soe Hok Gie-Soe Hok Gie baru, serta
pemikir-pemikir baru yang memiliki pola pikir baru, kreatif dan segar.
Masyarakat masih membutuhkan
pemuda-pemuda yang memiliki kematangan intelektual, kreatif, percaya diri,
inovatif, memiliki kesetiakawanan sosial dan semangat nasionalisme yang tinggi
dalam pembangunan nasional. Pemuda diharapkan mampu bertanggung jawab dalam
membina kesatuan dan persatuan NKRI, serta mengamalkan nilai-nilai yang ada di
dalam pancasila agar terciptanya kedamaian, kesejahteraan umum, serta kerukunan
antar bangsa. Bangun pemuda-pemudi Indonesia. Tanamkan semangat yang berkobar
di dadamu. Bersatulah membangun Negara tercinta. Seperti isi sumpah pemuda yang
di ikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 “satu tumpah darah, satu bangsa dan
satu bahasa”. Semoga Negara kita ini tetap bersatu seperti slogan budaya bangsa
yang tercermin dalam Bhineka Tunggal Ika. Berkarya lah pemuda-pemudi Indonesia,
Majukan Negara Kita, Jadilah Soekarno dan Moh Hatta berikutnya yang memiliki
semangat juang tinggi dalam membangun bangsa.
KESIMPULAN :
Pemuda adalah agen perubahan, baik buruknya bangsa indonesia
itu tergantung dengan generasi penerusnya. Apabila generasi muda Indonesia
memiliki mental, edukatif, inovatif, dan religius seperti motto FKIP UNILA
insyaallah Indonesia dipimpin generasi yang terdidik, inovatif dan berketuhanan
dan dapat tercapai keinginan bangsa indonesia pada tahun 2020 menjadi negara
maju.
Daftar Pustaka :
- http://lihatkepri.com/partner/peran-pemuda-dalam-pembangunan-nasional/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar